Golkar memenangkan suara maksimal di Pemilu 2024, menempati posisi kedua mengungguli PDI Perjuangan. Menurut Pengamat Politik Arief Budiman, hal ini bukan kebetulan tetapi hasil dari perencanaan politik yang matang.
Menurut Arief, strategi Golkar dalam Pileg 2024 adalah politik kredit-debit. Dengan memiliki modal genetik sebagai partai yang mapan secara institusional, Golkar menghitung setiap langkahnya dengan teliti untuk mengubah setiap biaya yang sebelumnya dianggap sebagai kewajiban menjadi keuntungan politik.
Arief menekankan pentingnya bagi Golkar untuk tidak salah langkah dalam Pilkada 2024. Salah satu caranya adalah dengan mencari sosok yang memiliki karisma untuk dipilih sebagai kepala daerah guna persiapan menuju Pilpres 2029.
Menurut Arief, tren kepemimpinan nasional saat ini menunjukkan bahwa rekam jejak kepala daerah menjadi faktor penting dalam memilih calon presiden. Dari tiga Pilpres sebelumnya, mayoritas kandidat berasal dari mantan kepala daerah.
Dengan demikian, Arief berpendapat bahwa Golkar perlu segera mencari sosok yang memiliki rekam jejak politik yang baik sebagai kepala daerah untuk disiapkan menuju Pilpres 2029. Melalui Pilkada yang akan datang, Golkar dapat melakukan penyaringan untuk menemukan kandidat yang potensial untuk menjadi pemimpin nasional di masa depan.