Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) buka suara terkait lonjakan kasus Covid-19 di Singapura dalam dua pekan terakhir.
Menteri Kesehatan (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir dengan gelombang baru Covid-19 di Negeri Singa itu. Sebab, varian KP.1 dan KP.2 yang mendominasi saat ini diklaim memiliki tingkat penularan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan varian sebelumnya.
Menurut Budi, warga RI tidak perlu khawatir dengan ancaman KP.1 dan KP.2, terlebih jika sudah menerima dosis vaksin Covid-19 lengkap. Selain itu, kedua varian yang termasuk dalam kelompok varian FLiRT itu juga tidak memiliki indikasi mampu menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada varian sebelumnya.
“Hasil yang sudah saya review (tinjau), varian dari KP ini transmissibility-nya sama security-nya, seberapa cepat dia bisa menularkan, dan seberapa fatal dia bisa mematikan itu relatif juga sangat rendah,” jelas Budi saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR RI, Jakarta, Selasa (21/5/2024).
“Nah, jadi harusnya, sih, tidak terlalu dikhawatirkan. Terutama, kan, populasi kita sudah banyak yang divaksin,” sambungnya.
Meskipun demikian, menteri yang kerap disapa BGS ini memprediksi bahwa Indonesia akan mengikuti jejak Singapura dalam hal lonjakan kasus Covid-19.
Menurutnya, Covid-19 varian KP.1 dan KP.2 yang menyebabkan lonjakan kasus di Singapura berpotensi masuk ke Indonesia karena Negeri Singa adalah negara tetangga terdekat RI. Selain itu, pergerakan masyarakat di antar kedua negara tergolong tinggi.
“Singapura tetangga dan trafiknya antara Singapura dan Indonesia juga cukup tinggi. Saya rasa, sih, pasti akan masuk ke Indonesia yang [varian] KP, ya,” kata BGS.
Dalam imbauannya, Budi meminta masyarakat Indonesia untuk tetap berwaspada jika mulai merasakan gejala yang identik dengan Covid-19, yakni batuk dan demam. Ia meminta masyarakat untuk beristirahat jika mulai merasa sakit.
“Enggak perlu terlalu panik, yang penting itu kalau ada demam-demam, batuk-batuk, ya langsung tes PCR atau rapid aja. Kalau [hasilnya] positif, ya, istirahat,” imbaunya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno menegaskan bahwa pemerintah tidak menutup pintu masuk Indonesia bagi para wisatawan asal Singapura di tengah lonjakan Covid-19 varian baru.
“Tidak ada larangan,” tegas Sandi dalam temu media daring Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (20/5/2024) lalu.
Meskipun tidak ada larangan masuk, Sandi dengan tegas meminta para wisatawan untuk mematuhi aturan protokol kesehatan yang berlaku, yakni menggunakan masker saat kondisi tubuh kurang sehat dan mengikuti imbauan dokter.
“Pastikan sebelum berwisata ke Indonesia untuk melakukan pengecekan kondisi dengan selalu mematuhi protokol-protokol [kesehatan], seperti kalau dalam keadaan kurang sehat gunakan masker dan tentunya ikuti anjuran dokter,” jelas Sandi.
Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) menyebutkan bahwa KP.1 dan KP.2 adalah varian yang mendominasi dua pertiga kasus Covid-19 di Negeri Singa. Meskipun demikian, MOH menegaskan bahwa tidak ada indikasi varian ini lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada varian sebelumnya.
Secara perinci, MOH memperkirakan bahwa kasus Covid-19 di Singapura pada pekan 5-11 Mei 2024 naik menjadi 25.900 orang. Pada pekan sebelumnya, jumlah kasus yang diterima MOH adalah sebanyak 13.700 orang.
“Sementara itu, rata-rata rawat inap harian akibat Covid-19 juga meningkat menjadi sekitar 250 dari 171 pada pekan sebelumnya,” tulis MOH dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (22/5/2024).
“Sedangkan, rata-rata kasus harian di Unit Perawatan Intensif (ICU) tetap rendah yaitu tiga kasus dibandingkan dua kasus pada minggu sebelumnya,” sambung pernyataan MOH.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
4 Fakta FLiRT, Varian Baru Covid-19, Seperti Apa Gejalanya?
(miq/miq)