More

    Terungkap! Rahasia Nenek Moyang RI Bangun Candi Borobudur Tanpa Semen


    Jakarta, CNBC Indonesia – Setiap tahun puncak peringatan Hari Raya Waisak di Indonesia diadakan di Candi Borobudur. Hal ini dilakukan karena Borobudur merupakan tempat suci umat Budha di Indonesia. Biasanya perayaan Hari Raya Waisak di Borobudur dibarengi pula oleh berbagai acara kebudayaan seperti festival lampion hingga kirab budaya. 

    Dalam momen seperti itu kita bisa menyaksikan kemegahan Candi Borobudur. Dari sini, pernahkah Anda terpikir bagaimana nenek moyang Indonesia bisa membangun candi sebesar itu?

    Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 750-850 Masehi di masa Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno. Selama kurun waktu tersebut tentu teknologi kala itu berbeda dengan masa sekarang. Tak ada semen ataupun perekat lain yang bikin tumpukan relief batu menjulang tinggi.

    Lantas bagaimana caranya membangun candi tersebut?

    In this Monday, Aug. 12, 2019, photo, tourists inspect a Buddha statue at Borobudur Temple in Magelang, Central Java, Indonesia. The Indonesian city of Yogyakarta and its hinterland are packed with tourist attractions, including Buddhist and Hindu temples of World Heritage. Yet many tourists still bypass the congested city and head to the relaxing beaches of Bali. Recently re-elected President Joko Widodo wants to change this dynamic by pushing ahead with creating Foto: Candi Borobudur (AP/Slamet Riyadi)
    In this Monday, Aug. 12, 2019, photo, tourists inspect a Buddha statue at Borobudur Temple in Magelang, Central Java, Indonesia. The Indonesian city of Yogyakarta and its hinterland are packed with tourist attractions, including Buddhist and Hindu temples of World Heritage. Yet many tourists still bypass the congested city and head to the relaxing beaches of Bali. Recently re-elected President Joko Widodo wants to change this dynamic by pushing ahead with creating “10 new Balis,” an ambitious plan to boost tourism and diversify South Asia’s largest economy. (AP Photo/Slamet Riyadi)

    Perlu diketahui, bentuk Candi Borobudur bukan berarti dipenuhi tumpukan batu dari atas sampai bawah. Visual candi yang kita lihat berundak sebenarnya dibangun di atas bukit. Jadi, nenek moyang kita menyusun bukit tersebut berundak-undak terlebih dahulu sebelum menaruh batu. 

    Arkeologi UI, Noehardi Magetsari dalam 200 Tahun Penemuan Candi Borobudur (2014) menjelaskan proses penyusunan bukit merupakan bagian sulit karena dibutuhkan banyak orang untuk menimbun dan meratakan tanah. 

    Barulah setelah itu, nenek moyang menyediakan bahan bangunan, berupa batu andesit sebanyak 55.000 m3. Batu tersebut bukan berasal dari kawasan Borobudur, sehingga harus ditambang dan dibawa dari suatu daerah. Setelah dibawa, batu tersebut dipahat dan disusun.

    “Untuk memudahkan bagaimana berat batu tersebut, sebuah balok batu diperlukan 4 orang untuk memikulnya,” tulis Noerhadi. 

    Saat penyusunan terjadi, orang-orang kala itu tidak menggunakan semen atau putih telur. Cara agar batu tersebut merekat adalah dengan menggesekkan sesama batu lalu diberi air. Tapi, cara ini hanya berlaku untuk batu bata. 

    Sedangkan, jika batu non-bata, maka caranya adalah membuat sambungan. Jadi, batu dipahat agar bisa memiliki pola saling mengunci. Di masa modern, teknik tersebut dinamai teknik interlock yang mirip permainan puzzle. Lewat sistem ini, orang terdahulu tinggal memasang saja suatu batu ke batu lain yang sesuai, hingga terkunci.

    Sekilas cara ini terlihat mudah. Namun, kita harus membayangkan bagaimana sulitnya batu tersebut dipahat hingga berat batu saat dipikul. Apalagi, mereka juga harus membawa batu-batu tersebut hingga ke puncak dengan ketinggian mencapai 30 meter.

    Atas kesulitan ini, tak heran Candi Borobudur dibangun dengan waktu lama. Noehardi bahkan menceritakan jangan membayangkan berapa orang yang meninggal saat proses pembangunan, entah itu terjatuh atau tertimpa batu. Namun, saat sudah selesai, Candi Borobudur bisa menunjukkan kegeniusan arsitek nenek moyang Indonesia dari zaman kerajaan. 

    [Gambas:Video CNBC]

    (mfa/mfa)


    Source link