Istilah Quiet Covering: Tren Baru Gen Z di Dunia Kerja

Generasi Z atau Gen Z semakin terkenal dengan istilah-istilah baru dalam dunia kerja yang terus berkembang. Setelah tren quiet quitting, kini muncul fenomena baru yang disebut quiet covering. Quiet covering adalah kecenderungan karyawan kalangan Gen Z untuk menyembunyikan aspek pribadi mereka guna menghindari penghakiman dan stereotip, serta terlihat lebih profesional agar lebih mudah dipromosikan.

Studi terbaru mengungkap bahwa quiet covering merupakan krisis tersembunyi di lingkungan kerja saat ini. Karyawan Gen Z sering melakukan skill masking, pura-pura memahami sesuatu, atau bahkan menghindari meminta bantuan demi menghindari penilaian. Fenomena ini, dicetuskan oleh Profesor Kenji Yoshino, merupakan praktik menyembunyikan identitas pribadi agar terhindar dari stereotip, penilaian, dan diskriminasi.

Generasi Z dua kali lebih mungkin menyembunyikan identitas diri dibandingkan generasi sebelumnya, terutama kepada atasan senior atau manajer langsung. Fenomena quiet covering di tempat kerja juga disertai dengan dampak negatif, seperti stres, penurunan produktivitas, hambatan perkembangan karier, hingga pengaruh pada kehidupan di luar pekerjaan.

Studi ini juga mengungkap bahwa banyak Gen Z diam-diam menggunakan AI untuk mempercepat pekerjaan sehari-hari. Namun, kekhawatiran akan penggantian pekerjaan oleh AI dan ketidaktahuan tentang kebijakan perusahaan terkait AI menjadi faktor penting. Quiet covering bukan hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tapi juga dapat menguras kinerja, memperlambat pertumbuhan, dan mengikis kepercayaan diri. Itulah mengapa penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi fenomena quiet covering di tempat kerja untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi semua karyawan.

Source link