More

    Alasan Bule Menggunakan Tisu sebagai Pengganti Cebok

    Soal urusan toilet dan cebok, dunia terbagi menjadi dua bagian: tim cebok pakai air dan tim cebok pakai tisu. Mayoritas yang memakai air berasal dari dunia Timur. Sementara pemakai tisu adalah masyarakat Barat. Mengapa ini bisa terjadi?

    Kebiasaan membersihkan kotoran usai buang air besar sudah terjadi sejak lama dengan budaya yang berbeda-beda di setiap wilayah. Biasanya, mereka membersihkan kotoran sesuai adat istiadat dan kondisi iklim. Bisa dengan air, dedaunan, rumput, batu, atau hanya tangan saja.

    Penduduk Romawi pada abad ke-6 SM menggunakan batu untuk cebok. Sementara masyarakat Timur Tengah menggunakan air untuk membersihkan kotoran karena sesuai ajaran agama.

    Penggunaan tisu sebagai pembersih kotoran pertama kali terdeteksi di China, bukan dunia Barat. Jejak tisu toilet pertama kali muncul di Barat pada abad ke-16. Prancis, Francois Rabelais, adalah orang pertama yang menyebut soal tisu toilet, meski ia menyatakan bahwa tisu tidak efektif untuk cebok.

    Salah satu faktor penggunaan tisu toilet di masyarakat Barat adalah faktor cuaca. Cuaca dingin membuat masyarakat malas bersentuhan dengan air, baik itu urusan mandi atau cebok. Sementara masyarakat tropis tidak keberatan bersentuhan dengan air. Perbedaan ini juga terkait dengan ajaran keagamaan di Islam atau Hindu.

    Kepopuleran tisu sebagai alat cebok oleh masyarakat non-tropis sejalan dengan kemunculan pabrik tisu, terutama setelah tisu gulung ditemukan pada 1890.

    Ada alasan lain yang memengaruhi penggunaan tisu toilet, yaitu pola konsumsi. Orang yang mengonsumsi makanan rendah serat biasanya menghasilkan kotoran yang lebih sedikit dan rendah air, sehingga mereka hanya membersihkannya dengan tisu. Sementara orang Asia, Afrika, dan sebagian Eropa lebih sering mengonsumsi makanan tinggi serat yang menghasilkan lebih banyak kotoran dan air sehingga menggunakan metode air untuk membersihkan kotoran.

    Riset ilmiah membuktikan bahwa cebok menggunakan air lebih bersih daripada tisu. Namun, penggunaan tisu telah menjadi kebiasaan budaya dan mengakar lintas generasi di masyarakat Barat atau beriklim dingin, sehingga sulit untuk diubah.

    Source link