Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia merupakan salah satu negara yang pernah dijajah oleh Belanda. Sebagai akibatnya, hingga saat ini beberapa wilayah di Indonesia masih memiliki peninggalan dari masa jajahan negeri kincir angin tersebut.
Salah satunya adalah banyaknya bangunan atau rumah peninggalan kolonial Belanda. Selain rumah, sejumlah tempat wisata atau fasilitas umum di Indonesia juga masih mempertahankan bangunan peninggalan era kolonial, seperti Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah; Museum Fatahillah di Jakarta; Stasiun Tanjung Priok; Gedung Bank Indonesia di Yogyakarta; hingga Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Selain memiliki bentuk bangunan yang artistik, rumah peninggalan kolonial Belanda sering menjadi perbincangan di kalangan warganet Indonesia karena dianggap memiliki udara yang sejuk. Banyak warganet mengakui bahwa rumah peninggalan era kolonial sangat sejuk meskipun tidak menggunakan AC.
“BTW rumah jadul ala Belanda tuh adem lho walau siang-siang gak pake AC. Ventilasinya bagus,” ujar salah seorang warganet X.
“Pengen punya rumah model jaman Belanda gini, ga tau kenapa rumah model jadul Belanda itu adem aja bawaannya yah walau rada horor sih look-nya,” kata warganet X lainnya.
Lalu, mengapa bangunan atau rumah era kolonial Belanda tetap dingin meskipun tidak menggunakan AC? Benarkah karena alasan mistis?
Mengutip dari unggahan X aplikasi penyedia jasa konstruksi, Gravel (@gravelindonesia), rumah-rumah atau bangunan Belanda memiliki udara yang sejuk karena memiliki konstruksi yang baik. Menurut Gravel, desain bangunan kolonial sesuai untuk iklim tropis.
“Desain rumah-rumah kolonial sangat responsif untuk iklim tropis. Masih cocok juga diterapkan untuk rumah modern sekarang!” tulis Gravel melalui unggahan X-nya.
Berikut adalah lima alasan mengapa bangunan atau rumah era kolonial Belanda tetap dingin meskipun tidak menggunakan AC menurut Gravel.
1. Sirkulasi Udara yang Baik
Bangunan atau rumah Belanda memiliki jumlah jendela yang banyak, hal ini memungkinkan sirkulasi udara dari luar masuk ke dalam ruangan dengan maksimal.
“Jendela yang banyak dengan langit-langit tinggi membuat udara bisa bebas keluar masuk alias banyak angin!” tulis Gravel.
2. Langit-langit Tinggi
Bangunan atau rumah era kolonial Belanda memiliki langit-langit yang tinggi, hal ini turut berkontribusi terhadap kesejukan bangunan.
“Langit-langit tinggi membantu udara panas naik ke atas sehingga ruangan terasa lebih dingin,” ungkap Gravel.
3. Beranda Luas
Rumah era Belanda biasanya dilengkapi dengan beranda yang luas dan teritisan yang cukup dalam. Desain ini mampu melindungi teras dari hujan dan mengurangi panas matahari.
4. Penggunaan Lantai Teraso
Lantai teraso yang sering digunakan pada bangunan peninggalan kolonial mampu menyejukkan ruangan karena bisa menyerap panas.
5. Dinding Bata Tebal
Bangunan era kolonial Belanda menggunakan dinding tebal sehingga lebih efektif menahan panas dari sinar matahari, membuat ruangan terasa lebih sejuk.
Demikianlah alasan mengapa bangunan atau rumah era kolonial Belanda tetap dingin meskipun tidak menggunakan AC menurut Gravel.