Jakarta, CNBC Indonesia – Meskipun terlihat menjijikkan, siapa sangka ambergris atau muntahan paus memiliki harga yang fantastis. Terbukti, beberapa waktu lalu, seorang nelayan di Thailand secara tidak sengaja menemukan gumpalan ambergris yang dihargai Rp 21 miliar.
Tidak heran, kotoran termahal di dunia ini dijuluki floating gold alias emas yang terapung di lautan. Secara harfiah, ambergris adalah gabungan dari dua kata dalam bahasa Latin yaitu ambra dan grisea atau batu ambar berwarna abu-abu.
Saati ini, ambergris banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan parfum mewah.
Jika dilihat dari tampilannya, benda tersebut memang berwarna abu-abu kehitaman. Seiring berjalannya waktu, ambergris yang encer akan mengalami proses kimia setelah terkena air laut yang membuat bentuknya jadi solid seperti batu.
Mengenal proses pembentukan ambergris yang langka
Ambergris berasal dari jenis paus sperma. Karena kebiasaan makan paus sperma yang rakus, perut mereka penuh dengan komponen yang tidak dapat dicerna dari tubuh mangsanya yang kemudian membentuk struktur padat seperti bola.
Sisa makanan yang tak bisa dicerna itu mereka muntahkannya kembali setiap beberapa minggu. Umumnya, paus sperma mengeluarkannya sebelum pencernaan dimulai. Muntahan inilah yang disebut ambergris.
Ambergris sangat langka, karena ditemukan hanya pada 1-5% dari seluruh populasi paus sperma, dan paus sperma adalah satu-satunya penghasil ambergris.
Para peneliti menemukan bahwa ambergris telah dimanfaatkan manusia sejak ribuan tahun lalu. Orang Mesir kuno membakar ambergris sebagai dupa, sedangkan di Mesir modern digunakan untuk mengharumkan rokok.
Selama Abad Pertengahan, orang Eropa menggunakan ambergris sebagai obat untuk sakit kepala, pilek, epilepsi, dan penyakit lainnya.
Saat ini, ambergris banyak dicari untuk bahan baku parfum yang harganya sangat mahal. Para pembuat parfum merek kenamaan seperti Chanel membutuhkan ambergris untuk membuat aroma musk yang membuat parfum tahan lama. Konon, permintaan ambergris sangat tinggi di negara produsen parfum seperti Uni Emirat Arab yang memiliki pasar wewangian yang sangat besar.
Namun, peran ambergris yang alami kini sudah digantikan dengan produk sintetis karena barangnya semakin langka.
Selain untuk parfum, ambergris juga digunakan untuk obat serta campuran makanan dan minuman. Raja Charles II dari Inggris biasa menyantapnya bersama telur. Ambergris juga digunakan sebagai penyedap dalam kopi Turki serta campuran cokelat panas di Eropa pada abad ke-18.
[Gambas:Video CNBC]
(Linda Hasibuan/hsy)