Jakarta, CNBC Indonesia – Para ahli mengungkapkan satu ciri utama ibu dari anak-anak yang pintar, termasuk pintar secara kognitif hingga akhir usia kanak-kanak. Apakah itu?
Para ahli mengungkapkan, hasil penelitian terhadap data 1.075 anak pada 1996 hingga 2010 yang dipublikasikan Intelligence menemukan bahwa anak-anak cerdas ternyata memiliki ibu yang suportif alias selalu memberikan dukungan.
Secara rinci, para ahli mengatakan bahwa dukungan ibu memiliki hubungan positif dengan kecerdasan anak-anak, terutama kemampuan kognitif secara umum. Adapun, kemampuan kognitif itu dinilai berdasarkan kemampuan mengucapkan dan pemahaman kosakata, gerak tubuh, hingga perkembangan mental.
Menurut para peneliti, anak yang memiliki ibu dengan sikap suportif cenderung memiliki skor kecerdasan umum yang lebih tinggi. Bahkan, hubungan ini tetap signifikan setelah dihubungkan dengan faktor-faktor lain, seperti kecerdasan ibu.
“Temuan ini menunjukkan bahwa dukungan ibu memengaruhi kecerdasan umum pada awal kehidupan,” ujar salah satu penulis studi, Curtis Dunkel, dikutip Rabu (19/6/2024).
“Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa efek ini hilang pada masa dewasa sehingga sebagian besar perbedaan kecerdasan pada orang dewasa disebabkan oleh genetika,” sambungnya.
Dunkel menjelaskan, efek wilson atau peningkatan heritabilitas dengan usia menunjukkan bahwa pada awal kehidupan, setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang beragam karena tinggal di lingkungan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, para ahli memperkirakan bahwa salah satu pengaruh utama kecerdasan anak di lingkungan awal adalah dukungan ibu.
Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang sering menerima banyak dukungan dari ibu cenderung mudah tertarik dan responsif terhadap upaya orang tua yang ingin merangsang pemikiran mereka.
Saat memperhitungkan temperamen anak, para ahli menyadari bahwa efek langsung dari dukungan ibu terhadap kecerdasan umum menjadi lebih kecil. Namun, para peneliti tetap menemukan bahwa dukungan ibu memiliki pengaruh tidak langsung terhadap kecerdasan umum melalui dampaknya terhadap kecerdasan umum pada anak berusia empat tahun.
Dengan kata lain, meskipun pengendalian temperamen melemahkan hubungan langsung antara dukungan ibu dan kecerdasan umum, hal ini tidak menghilangkan efek keseluruhan.
“Saya terkejut atas efek yang begitu besar dari dukungan ibu terhadap kecerdasan umum,” kata Dunkel.
“Meskipun dukungan ibu mungkin tidak berpengaruh terhadap kecerdasan umum pada usia 40 tahun, dukungan tersebut mungkin penting dalam perjalanan hidup seseorang,” lanjutnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
10 Cara Membesarkan Anak agar Pintar, Terbukti Ilmiah!
(rns/rns)