Dolar AS masih dibayangi sentimen negatif karena pasar memperkirakan kebijakan kenaikan tarif Trump dapat menyebabkan resesi ekonomi AS. Menurut Ariston Tjendra, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures dan pengamat pasar uang, nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat seiring dengan situasi tersebut. Data survei tingkat keyakinan konsumen AS menunjukkan penurunan keyakinan terhadap kondisi ekonomi AS ke depan, dengan Consumer Sentiment AS yang turun menjadi 57,9 dari 64,7 sebelumnya. Data inflasi konsumen AS juga menunjukkan kenaikan yang lebih rendah, memungkinkan pemotongan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS. Peluang penguatan rupiah terhadap dolar AS diperkirakan menuju area support di Rp16.200, dengan resisten potensial di kisaran Rp16.400. Pada pembukaan perdagangan hari Senin, nilai tukar rupiah menguat 21 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.329 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.350 per dolar AS. Menurut Aris, ada potensi penguatan rupiah dalam waktu dekat.