Desa Bendelan, yang terletak di lereng Pegunungan Argopuro, Kabupaten Bondowoso, merupakan daerah yang kaya akan hasil hutan seperti bambu. Di desa ini, bambu tidak hanya dijual sebagai gelondongan, tetapi juga diolah menjadi besek pindang atau Birnyit, yakni wadah anyaman bambu untuk ikan pindang. Saat berkunjung ke Desa Bendelan, terlihat sejumlah warga sibuk menganyam bambu di beranda rumah mereka. Ika Santika, seorang pengrajin berusia 37 tahun, mampu membuat hingga 400 birnyit setiap hari bersama suaminya.
Di tempat lain, Sukram, yang berusia 53 tahun, juga rajin mengolah bambu untuk dianyam menjadi besek pindang. Desa Bendelan merupakan sentra pengrajin besek pindang terbesar di Bondowoso, dengan sekitar 800 dari 874 kepala keluarga di desa ini terlibat dalam kerajinan tersebut. Meskipun Bondowoso tidak memiliki laut, keberadaannya diapit oleh empat kabupaten pesisir menjadikan Bondowoso memiliki pasar ikan pindang terbesar di Jawa Timur.
Bambang Hartono, Kepala Desa Bendelan, berharap agar terbentuk Koperasi Merah Putih (KMP) di desa ini untuk mendukung para pengrajin besek pindang. Variasi besek pindang di Desa Bendelan meliputi jenis Malangan dan Dandung, dengan harga jual berkisar antara Rp25 ribu hingga Rp70 ribu per 100 besek tergantung pada permintaan pasar. Adanya KMP diharapkan dapat membantu menstabilkan harga jual agar tidak terlalu tergantung pada musim ikan.