Kemenkes Mendorong Berhenti Merokok di RI – Kondisi Parah

Kementerian Kesehatan baru-baru ini meluncurkan Gerakan Berhenti Merokok sebagai upaya untuk mengurangi angka perokok di Indonesia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi perokok tertinggi di dunia. Data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 70 juta perokok aktif di Indonesia, dengan 7,4% di antaranya berusia 10-18 tahun. Selain itu, sebanyak 300.000 orang Indonesia meninggal setiap tahun akibat penyakit terkait rokok.

Dalam acara peluncuran Gerakan Berhenti Merokok, Ketua Persatuan Wicara Esofagus Indonesia, Hotib, membagikan pengalaman pribadinya dalam melawan adiksi nikotin. Hotib terdahulu adalah seorang perokok berat yang kini harus berhadapan dengan dampak negatif rokok terhadap kesehatannya. Ia mendorong generasi muda untuk menjaga kesehatan mereka mulai dari sekarang sebagai langkah penting menuju Indonesia Emas.

Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Penasehat PDPI dan Direktur RSUP Persahabatan, menjelaskan bahwa berhenti merokok bukanlah sekedar masalah niat, melainkan harus mengelola empat faktor yang bisa membuat berhenti merokok menjadi sulit, yaitu kecanduan nikotin, efek sakau, kebiasaan sehari-hari, dan pengaruh lingkungan sekitar. Pendekatan medis dengan NRT (Nicotine Replacement Therapy) terbukti sangat efektif dalam membantu seseorang berhenti merokok hingga 5 kali lipat. Kombinasi NRT dengan konseling dan terapi perilaku juga dapat meningkatkan keberhasilan hingga 90%.

Untuk mendukung Gerakan Berhenti Merokok, Direktur P2PTM Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, menekankan pentingnya gerakan sosial yang lahir dari masyarakat. Dalam hal ini, sektor swasta seperti Kenvue Indonesia juga turut berkomitmen untuk menyediakan akses produk NRT sebagai solusi klinis, bukan sebagai gaya hidup. Edukasi digital dan pelatihan bagi tenaga kesehatan juga dijanjikan untuk memberikan informasi yang benar terkait terapi berhenti merokok.Ini menjadi satu langkah nyata untuk mengurangi angka perokok di Indonesia.

Source link