Penyakit jantung tetap menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk kardiomiopati yang jarang terdengar namanya. Kardiomiopati adalah kelompok penyakit otot jantung seperti HCM, DCM, dan ARVC, yang dapat mengancam nyawa individu, terutama saat masa kanak-kanak atau remaja. Dr. Tang Hak Chiaw, Konsultan Senior Kardiologi di Novena Heart Centre, Singapura, menjelaskan bahwa kardiomiopati bisa mengganggu kinerja jantung karena mengindikasikan kelainan struktur atau fungsi organ tersebut. Beberapa kasus kardiomiopati memiliki latar belakang genetik dan dipengaruhi oleh gaya hidup buruk seperti merokok serta konsumsi alkohol.
Gejala kardiomiopati sering kali muncul tanpa diduga, seperti perut kembung, detak jantung tidak teratur, nyeri dada, kaki bengkak, pusing, dan pingsan. Hal yang mengejutkan adalah banyak pasien kardiomiopati merupakan individu yang tampak sehat dan aktif, namun tiba-tiba mengalami gejala yang mengkhawatirkan. Untuk mencegah dan meredakan gejala kardiomiopati, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai dengan tingkat kondisi pasien. Jika obat-obatan tidak efektif, operasi jantung bisa menjadi pilihan.
Dr. Tang menekankan pentingnya mencari diagnosis kardiomiopati dengan Elektrokardiogram (EKG), Ekokardiogram, dan MRI untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit otot jantung ini. Dengan demikian, upaya pencegahan dan pengobatan kardiomiopati bisa dilakukan secara lebih efektif.