Jakarta, CNBC Indonesia – Seperti menjadi tradisi, kurma merupakan makanan ikonik selama bulan Ramadan. Para umat Muslim biasanya mengonsumsinya saat sahur atau berbuka puasa. Kurma diketahui memiliki sumber energi yang baik sehingga dapat menahan rasa lapar selama puasa sehari penuh. Meskipun demikian, banyak yang tidak menyadari bahwa Israel merupakan salah satu negara penghasil kurma terbesar di dunia.
Dalam konteks ini, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati mengingat masih terjadinya serangan Israel di Gaza, Palestina, dan gerakan boikot terhadap produk yang berasal dari atau mendukung Israel. Mengutip dari laman Palestine Campaign, masyarakat diimbau untuk memeriksa label nama perusahaan yang mengekspor kurma asal Israel pada kemasannya.
Beberapa perusahaan pengekspor kurma Israel yang sebaiknya dihindari antara lain Hadiklaim, Mehadrin, Agrexco, Arava, Edom, dan MTex. Palestina Campaign juga menuliskan agar masyarakat tidak membeli kurma Israel selama Ramadan ini dan menggagas dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.
Israel merupakan salah satu pemain terbesar dalam pasar kurma global, hanya kalah satu posisi dari Arab Saudi. Dalam laporan Statista, Israel menempati posisi kedua dengan nilai ekspor kurma terbesar di dunia. Negara ini dilaporkan memiliki nilai ekspor kurma lebih dari US$317 juta atau sekitar Rp4,95 triliun.
Israel memegang lebih dari 60% pangsa pasar global untuk kurma Medjool, menjadikannya sebagai pengekspor kurma Medjool terbesar di dunia. Untuk menghindari pembelian kurma dari Israel, Palestine Campaign menyarankan untuk memeriksa label saat membeli kurma, tidak membeli kurma yang mencantumkan Hadiklaim, dan memeriksa label perusahaan yang mengekspor kurma dari Israel dan pemukiman ilegal.
Dengan demikian, sebagai umat Muslim di seluruh dunia disarankan untuk memperhatikan hal-hal tersebut agar tidak sengaja membeli kurma asal Israel yang bisa menjadi tindakan yang tidak mendukung kemerdekaan Palestina.