“Nama saya Retno Marsudi. Saya seorang perempuan, seorang ibu, seorang nenek, dan seorang Muslim. Namun, saya punya kebebasan, kesetaraan untuk mendapatkan apa saja, termasuk berada di forum ini,” kata dia membuka pidatonya dalam forum “The Inclusion of Women in the Future of Afghanistan”.
Namun, Retno mempertanyakan kenapa hak serupa tidak didapatkan oleh para perempuan di Afghanistan. Dia juga mengangkat isu soal kondisi mengkhawatirkan yang dialami mereka.
“Mereka menghadapi kemunduran dalam pendidikan, pekerjaan, dan kebebasan sosial. Menurut UNESCO, sedikitnya 1,4 juta perempuan dilarang mengakses pendidikan menengah pada 2024,” kata dia.
Indonesia, kata Retno, telah menyampaikan komitmen untuk mendukung perjuangan perempuan di Afghanistan. Salah satunya melalui Konferensi Internasional Pendidikan Perempuan Afghanistan di Bali pada Desember 2022.
Indonesia juga meyakini pentingnya menjunjung proses perdamaian yang dipimpin dan diajukan oleh Afghanistan sendiri demi menciptakan perdamaian jangka panjang, kata Retno.
Mengakhiri pidatonya, dia menyerukan masyarakat dunia untuk ikut menggaungkan suara perempuan Afghanistan.
Forum panel tersebut dihadiri pula oleh sejumlah tokoh perempuan, aktris Hollywood Meryl Streep, dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Baca juga: Indonesia serukan reformasi tata kelola global di PBB
Baca juga: Para pemimpin dunia bertemu di New York untuk Sidang Umum PBB ke-79
Pewarta: Suwanti
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024