Menonton film porno telah menjadi objek penelitian yang menyebabkan kecanduan dan dampak buruk pada kesehatan, termasuk merusak otak. Menurut terapis perkawinan, kecanduan pornografi dapat menyebabkan berbagai tantangan kesehatan mental, seperti perubahan mood, emosi yang mudah terganggu, kesulitan dalam pengambilan keputusan, dan perilaku kompulsif. Studi menemukan bahwa anak muda terpapar pornografi pada usia dini dan hal ini dapat mengganggu kepribadian dan impuls mereka.
Paparan pornografi pada usia dini juga dapat menyebabkan pandangan yang tidak realistis tentang perilaku dan keyakinan seksual, serta eksplorasi seksual yang lebih awal. Terpapar pornografi juga dapat memiliki efek yang lebih dalam pada perkembangan otak remaja karena otak mereka sedang berkembang dengan cepat. Selain itu, studi juga menunjukkan bahwa terpapar pornografi dapat meningkatkan perilaku agresif pada remaja.
Perubahan otak akibat konsumsi pornografi juga menjadi fokus penelitian, meskipun penelitian ini sulit dilakukan karena sifat sensitif topiknya. Berbagai studi menunjukkan bahwa konsumsi pornografi dapat menyebabkan desensitisasi otak, mengurangi respons terhadap rangsangan seksual lainnya, dan meningkatkan keinginan serta impulsifitas untuk mencapai tingkat penghargaan sebelumnya. Penelitian juga menyoroti dampak negatif konsumsi pornografi pada hubungan intim, termasuk berkurangnya kepuasan, tingkat perselingkuhan yang lebih tinggi, dan tingkat komitmen yang rendah.
Untuk mengatasi kecanduan pornografi, penting untuk berbicara terbuka dengan pasangan atau orang-orang terdekat untuk mendapatkan dukungan. Berbicara tentang masalah-masalah sulit dapat mengurangi rasa malu dan membantu menyelesaikan tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, perlu kesadaran akan dampak negatif konsumsi pornografi dan langkah-langkah konkret untuk mengatasi kecanduan tersebut.