Berbagai kontroversi muncul belakangan ini terkait klaim bahwa sebagian besar tas mewah diproduksi di China. Video yang menyebar di media sosial dengan cepat menyebutkan bahwa 80 persen dari merek-merek terkenal seperti Hermès, Armani, Louis Vuitton, dan lainnya dibuat di China. Meskipun klaim ini viral, para warganet mulai mempertanyakan kebenarannya.
Sebuah laporan pada tahun 2023 dari Statista mengidentifikasi ada sekitar 200 hingga 250 merek fesyen dan aksesori yang disebut sebagai merek mewah di seluruh dunia. Misalnya, Hermès tidak memproduksi tasnya di China, melainkan di Prancis. Hal ini juga dibuktikan oleh peraturan pelabelan di AS dan Uni Eropa yang ketat, di mana suatu produk harus memenuhi syarat-syarat tertentu untuk diberi label “Made in USA” atau “Made in Italy”.
Lebih jauh lagi, Prancis memiliki pedoman yang ketat dalam melindungi industri mewah mereka. Merek-merek fesyen terkemuka, seperti Hermès, memastikan bahwa proses desain, sumber material, pemotongan, perakitan, dan penyelesaian dilakukan di negara asal mereka. Mereka bahkan mengikuti sertifikasi nasional yang lebih ketat, seperti Origine France Garantie, yang menentukan bahwa karakteristik utama suatu produk harus berasal dari Prancis.
Secara keseluruhan, hal ini menunjukkan bahwa klaim mengenai tas mewah buatan China tidak sepenuhnya benar dan terdapat regulasi ketat yang harus dipatuhi oleh merek-merek mewah untuk menghasilkan produk berkualitas dari negara asal mereka.