Di Mampang, Jakarta Selatan, Erja menjalani hari dengan tanggung jawab yang sama seperti tukang parkir lainnya. Meski duduk di depan minimarket yang sering didatangi anak muda, pandangannya tetap waspada terhadap kendaraan yang datang dan pergi. Meskipun tanpa peluit, tanggung jawab besar sebagai tulang punggung keluarga dengan dua anak dan istri harus ia pikul.
Erja baru mulai bekerja sebagai tukang parkir sejak Desember 2024. Saat minimarket tempatnya bekerja dibuka, ia dan rekan-rekannya mengajukan proposal untuk mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga parkir, dan beruntung mereka diterima. Erja bekerja dalam sistem bergilir, mendapat shift pagi sampai sore dari jam 8 pagi hingga jam 3 siang, sementara waktu lainnya dipegang oleh rekannya.
Seperti Solihin, Erja juga menghadapi pandangan sinis dari masyarakat terhadap profesi tukang parkir. Namun, Erja tetap tenang dan berpegang pada prinsip bahwa pekerjaan ini halal dan yang terpenting adalah bisa memberikan makanan yang cukup untuk keluarganya. Meskipun banyak yang meragukan profesi tukang parkir, Erja berharap agar masyarakat tidak menganggap sebelah mata profesi mereka. Jika ada kesempatan untuk pekerjaan yang lebih layak, Erja tidak akan ragu untuk menerimanya, jika itu bisa memberikan kondisi kehidupan yang lebih baik untuk keluarganya.