Alasan Macron Pertimbangkan Larangan Medsos untuk Anak di Bawah 15 Tahun

Pemerintah Prancis menetapkan rencana untuk melarang akses media sosial bagi anak-anak di bawah usia 15 tahun serta penjualan pisau kepada anak di bawah umur. Langkah ini diambil setelah terjadinya insiden penusukan fatal terhadap seorang asisten guru oleh seorang siswa berusia 14 tahun di Nogent, Prancis timur. Presiden Emmanuel Macron mengusulkan pelarangan media sosial bagi anak-anak di bawah usia 15 tahun dengan meminta platform media sosial untuk memverifikasi usia. Hal ini sejalan dengan usulan dari Yunani, didukung oleh Prancis dan Spanyol, untuk membatasi penggunaan media sosial oleh anak-anak karena dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan fisik anak.

Macron menegaskan bahwa jika tidak ada kemajuan dalam waktu beberapa bulan, Prancis akan menerapkan larangan ini secara mandiri. Hal ini merupakan respons atas sejumlah kasus kekerasan yang terjadi di Prancis, termasuk kasus kekerasan terhadap guru dan murid oleh siswa lain. Sebagai upaya pencegahan, Perdana Menteri Francois Bayrou mengumumkan larangan penjualan pisau kepada anak di bawah umur akan segera diberlakukan melalui dekrit dalam dua minggu ke depan. Larangan tersebut mencakup semua jenis pisau yang dapat digunakan sebagai senjata.

Selain itu, pemerintah juga mendorong penggunaan detektor logam di sekolah-sekolah sebagai langkah pengamanan tambahan. Namun, Menteri Pendidikan, Elisabeth Borne, mengingatkan bahwa detektor logam mungkin tidak efektif dalam mendeteksi pisau berbahan keramik. Sebagai bentuk penghormatan, seluruh sekolah di Prancis diminta untuk mengheningkan cipta selama satu menit pada Kamis siang sebagai ungkapan duka cita atas insiden penusukan tersebut. Demikianlah pengumuman dan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Prancis sebagai respons atas insiden tragis yang terjadi.

Source link